Yak, maaf, udah lama ane gak menjenguk blog ini. Blog yang mati suri. Lagi-lagi penyebabnya sama seperti dulu, motivasi yang jatuh.
Oke, taukah buat apa ane kembali ke blog ini n secara tiba-tiba punya ide buat nulis lagi? Dan kenapa judul post yang satu ini ada embel-embel "terinduksi"? o_0
Terutama buat seluruh adik kelas dan rekan-rekan yang sedang bingung milih jurusan dan semua kawan seperjuangan TPB ITB 2012.
Galau Level SMA
Apaan nih? Kok tiba-tiba ngomongin galau galau aja? Kok di judul postnya "galau jurusan terinduksi"? Kira-kira apa nih maksudnya "galau level SMA"?
Yang ane maksud dengan "galau jurusan terinduksi" itu adalah galau jurusan yang disebabkan oleh faktor eksternal, bukan diri sendiri. Galau jurusan yang disebabkan oleh situasi / lingkungan., Galau level SMA yang ane maksudkan disini yaa galau jurusan pas musim pendaftaran SNMPTN.
Yang ane maksud dengan "galau jurusan terinduksi" itu adalah galau jurusan yang disebabkan oleh faktor eksternal, bukan diri sendiri. Galau jurusan yang disebabkan oleh situasi / lingkungan., Galau level SMA yang ane maksudkan disini yaa galau jurusan pas musim pendaftaran SNMPTN.
Sebenernya, masa-masa pendaftaran itu masa yang sudah terlalu terlambat buat galau.
- Rayuan Teman
Siapa yang paling gampang ditemuin kalo kita mengalami kegalauan? Ya tentu aja si penampung aspirasi, kantong curcol, teman kita sendiri.
Teman bisa jadi faktor penentu yang besar buat milih jurusan. Kok bisa? Biasanya anak-anak SMA itu sangat percaya sama temannya, apapun yang dia katakan. Teman bisa jadi penghilang kegalauan, memastikan keinginan atau bahkan menghilangkan minat dan pindah jurusan...
- Mudah Dapet Kerja
Tanpa berniat nifaq, ini adalah faktor yang sangat besar untuk seseorang memilih meneruskan pendidikannya.Di Indonesia (dan mungkin di seluruh dunia), sering ada yang jurusan yang disebut-sebut sebagai "jurusan sepanjang masa". Apa tuh maksudnya? Kenapa dinamain gitu?
Jurusan sepanjang masa itu jurusan yang selalu laku, banyak peminatnya dari dulu sampe sekarang dan mungkin akan terus berlanjut sampai ke masa yang akan datang. Contohnya? Ilmu Ekonomi, Teknik Sipil, dll.
"Jurusan sepanjang masa" itu bisa selalu laku karena workforce demandnya tinggi. Kalo masuk jurusan itu hampir dipastikan dapat kerja (yang berhubungan dengan jurusan itu tentunya).
- Gaji Besar
Duh, siapa yang ga tertarik sama uang banyak?
Kayaknya ga perlu diterangin deh yang ini. Terlalu banyak orang yang milih jurusan tertentu karena katanya "gajinya besar" dan yang ga milih karena sebab yang satu itu langsung dituduh "sok idealis".
Dapet kerja memang faktor utama orang pengen melanjutkan pendidikan tinggi. Tapi... apa sepatutnya sebagai seorang yang berpendidikan tinggi untuk mendapat rezeki, kaya raya tetapi kaya sendiri, rezeki ga bagi-bagi? Maaf aja, buat ane, orang yang kayak gitu itu egois dan ga tau diri.Kayaknya ga perlu diterangin deh yang ini. Terlalu banyak orang yang milih jurusan tertentu karena katanya "gajinya besar" dan yang ga milih karena sebab yang satu itu langsung dituduh "sok idealis".
Seenggaknya kalo orang yang berpendidikan tinggi itu menggunakan ilmunya untuk kemaslahatan ummat. Ilmu bila ga diamalkan ga bakal berbuah, tjuy. Apa yang dimaksud dengan "mengamalkan ilmu" disini bukan menggunakan ilmu buat memperkaya diri, tapi menggunakan ilmu untuk membantu sesama.
Galau Level TPB
Sekarang di kampus ane sedang dalam kegiatan perkuliahan semester 2 buat angkatan 2012. Musim begini nih musim yang penuh bingung, penuh galau, penuh harapan. Kok gitu?Jadi gini, di kampus ane itu buat maba-maba fresh meat oenyoe loetjoe siap tempur itu belom masuk jurusan, tapi masih fakultas. Itu berarti maba-maba sefakultas dikumpulin, belajar bareng setahun, sambil milih jurusan impiannya, dengan kemungkinan besar bersaing dengan teman fakultasnya sendiri. Loh kok gitu? Entahlah. Meneruskan tradisi? Mungkin. Mengikuti MIT? Bisa saja. Mengawetkan ospek dan plonco? Jelas tidak. Jadi apa alasan sebenernya? :/
Kenapa TPB?
Setelah merasakan sendiri masa-masa Tahap Persiapan Bersama yang kata abang tingkat itu Tahun Paling Bahagia, akhirnya (mungkin) ane mengerti kenapa kampus ane ini bikin sistem yang mungkin sama orang non-kampus dianggap aneh dan kejam.
Kenapa kita maba-maba yang belom terkotori oleh kejamnya perkuliahan itu belajar bareng macem SMA dulu? Kenapa kita maba-maba yang udah capek-capek masuk lewat SNMPTN itu gak dimasukin langsung ke prodi tapi disangkutin dulu di fakultas?
Jadi gini....
Maba-maba yang masuk kampus ane itu macem-macem asalnya. Ada mahasiswa dari setiap provinsi di Indonesia. Tentu maba yang asalnya dari sekolah-sekolah yang ada ribuan banyaknya ini gak sama tingkatan ilmunya yang diterima. Buat menyamaratakan kemampuan dasar yang didapat selama SMA yang macem-macem jenisnya, diadakanlah TPB. Selama ini TPB cuman dijalanin sama institut seperti ITB, IPB dan ITS (sekarang di ITS jadi Mata Kuliah Bersama). Yang dipelajari di TPB intinya sih kayak pelajaran SMA tapi ngebahas soal level SNMPTN tulis.
Kalo TPB ITB itu emang sedikit lebih ribet dibanding IPB, karena TPB di ITB juga nyambi galau jurusan :/
Sesungguhnya, ane pikir ITB lah yang berbaik hati memberi mahasiswanya waktu bonus galau jurusan 1 tahun lebih lama dibanding perguruan tinggi lainnya. Kenapa ane pikir begitu? Ini karena banyak kasus maba yang saat baru lulus SMA punya keinginan menggebu-gebu masuk prodi tertentu. Ternyata setelah beberapa saat melewati masa TPB, akhirnya malah berpaling dari prodi yang bersangkutan dan hatinya nyangkut di prodi lain. Kok bisa? o_0
Menurut analisis internal ane (cailah bahasanya) ada beberapa faktor yang menginduksi galau jurusan di level TPB selain tingkat ke-favorit-an prodi, yaitu:
Kenapa menurut ane matkul-matkul ini adalah generator kegalauan? Ya karena di matkul-matkul ini, dosen-dosen prodi yang bersangkutan akan menampilkan sekilas tentang prodi, menerangkan prodi, menjelaskan prodi, merayu dan menggoda mahasiswa TPB untuk masuk prodi tertentu.
Tentu banyak maba TPB yang tiba-tiba seperti mendapat hidayah dari wejangan bapak-ibu dosen dan seketika merubah rencana pilihan jurusannya di kuesioner pilihan jurusan.
Sama kalo di TPB. IP itu sesuatu yang bisa jadi bahan pertimbangan milih jurusan. Banyak kasus maba TPB yang awalnya semangat menggebu-gebu masuk prodi favorit lalu menyerah lunglai saat mendapat IP pertama, dan hancur hatinya ketika tau IP kawan-kawannya yang "sesuatu banget" n "cetarr membahana". Akhirnya dia terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, pasrah mengalah sama teman-teman yang jadi pesaingnya.
Untuk sementara itu dulu. Maaf post ini masih under construction :p
Berlanjut...
Jadi gini....
Maba-maba yang masuk kampus ane itu macem-macem asalnya. Ada mahasiswa dari setiap provinsi di Indonesia. Tentu maba yang asalnya dari sekolah-sekolah yang ada ribuan banyaknya ini gak sama tingkatan ilmunya yang diterima. Buat menyamaratakan kemampuan dasar yang didapat selama SMA yang macem-macem jenisnya, diadakanlah TPB. Selama ini TPB cuman dijalanin sama institut seperti ITB, IPB dan ITS (sekarang di ITS jadi Mata Kuliah Bersama). Yang dipelajari di TPB intinya sih kayak pelajaran SMA tapi ngebahas soal level SNMPTN tulis.
Galau Jurusan a la TPB
Nah, terus... apa hubungannya sama pilihan jurusan? Kenapa gak kayak IPB gitu. Walau TPB tapi udah pasti jurusannya.Kalo TPB ITB itu emang sedikit lebih ribet dibanding IPB, karena TPB di ITB juga nyambi galau jurusan :/
Sesungguhnya, ane pikir ITB lah yang berbaik hati memberi mahasiswanya waktu bonus galau jurusan 1 tahun lebih lama dibanding perguruan tinggi lainnya. Kenapa ane pikir begitu? Ini karena banyak kasus maba yang saat baru lulus SMA punya keinginan menggebu-gebu masuk prodi tertentu. Ternyata setelah beberapa saat melewati masa TPB, akhirnya malah berpaling dari prodi yang bersangkutan dan hatinya nyangkut di prodi lain. Kok bisa? o_0
Menurut analisis internal ane (cailah bahasanya) ada beberapa faktor yang menginduksi galau jurusan di level TPB selain tingkat ke-favorit-an prodi, yaitu:
- Tergoda Matkul Fakultas
Apa itu matkul fakultas? Ini adalah matkul-matkul yang hanya dimiliki fakultas tertentu, seperti Pengantar Teknologi Sumberdaya Bumi di fakultas ane, Pengantar Ilmu dan Teknologi Kebumian di fakultas sebelah, kembaran fakultas ane, Dasar Rangkaian Elektrik di STEI, Pengenalan Teknologi Industri di FTI dan lain-lain.Kenapa menurut ane matkul-matkul ini adalah generator kegalauan? Ya karena di matkul-matkul ini, dosen-dosen prodi yang bersangkutan akan menampilkan sekilas tentang prodi, menerangkan prodi, menjelaskan prodi, merayu dan menggoda mahasiswa TPB untuk masuk prodi tertentu.
Tentu banyak maba TPB yang tiba-tiba seperti mendapat hidayah dari wejangan bapak-ibu dosen dan seketika merubah rencana pilihan jurusannya di kuesioner pilihan jurusan.
- IP
Sesuatu yang klasik. Dulu jaman SMA, karena ada undangan, banyak anak yang minder masukin jurusan favorit di form undangan. Kenapa? Ya biasa, takut ga keterima. Kenapa? Ya jelas, merasa minder nilainya kurang bagus.Sama kalo di TPB. IP itu sesuatu yang bisa jadi bahan pertimbangan milih jurusan. Banyak kasus maba TPB yang awalnya semangat menggebu-gebu masuk prodi favorit lalu menyerah lunglai saat mendapat IP pertama, dan hancur hatinya ketika tau IP kawan-kawannya yang "sesuatu banget" n "cetarr membahana". Akhirnya dia terjatuh dan tak bisa bangkit lagi, pasrah mengalah sama teman-teman yang jadi pesaingnya.
- (Lagi-lagi) Rayuan Teman Sebaya
Teman itu memang manipulator yang hebat. Teman itu bisa lompat ke tebing jurang dan bikin kita ikutan tanpa mempertanyakannya. Teman juga bisa merayu kita buat masuk prodi tertentu. Kadang ada maba yang galau jurusan bahkan sampe udah masuk fakultas. Bingung sama prodi-prodi yang ada di fakultas. Akhirnya dia nanya ke temennya yang sefakultas,
A: "Eh, ente mau masuk jurusan apa?"
B: "Ane mau masuk jurusan X nih. Katanya asik n lulusannya gajinya bengkak, brooh"
A: "Wah serius? kalo jurusan Y?"
B: "Ah, yang itu mah walaupun bagus tapi masih kalah keren sama jurusan X,brooh."
dst.
Ya gitu deeeeh.
Untuk sementara itu dulu. Maaf post ini masih under construction :p
Berlanjut...
1 komentar:
nice!
Posting Komentar