Senin, 18 April 2011

Nuke

Sejak bencana Fukushima, rata-rata orang Indonesia takut kalau PLTN dibagun di Indonesia. Padahal, pembangkit listrik yang Indonesia gunakan saat ini sangat tidak cukup. Setiap bulan pasti ada pemadaman listrik. Bahkan di beberapa tempat ada pemadaman yang terjadi tiap hari dengan tempo yang cukup lama.

Sebenarnya Indonesia sudah mempunyai beberapa PLTN ukuran kecil. Ada 2 pembangkit TRIGA Mk.2 buatan General Atomics di Bandung dan Yogyakarta. Selain itu ada juga pembangkit RSA-G.A. Siwabessy di Serpong. Dan di sekitar sana orang tidak mandul...


Kenapa sih orang takut memakai energi nuklir?
Yang paling utama pasti karena radiasinya.

Setelah kita tahu efek bom Hiroshima-Nagasari..eh Nagasaki, orang-orang mulai takut dengan bahaya radiasi nuklir (radiation poisoning) yang bisa menyebabkan leukopenia, kanker dan kemandulan (yang satu ini sepertinya yang paling ditakuti).
Salah satu cara buat mengatasi hal ini ya..meletakkan PLTN agak jauh dari wilayah berpenduduk tapi tidak terlalu jauh supaya kabel listriknya mudah diawasi.



Selain itu takut bahaya kebocoran/meltdown
DI Chernobyl, Ukraina, 1986, terjadi kebocoran PLTN  Chernobyl, yang mengakibatkan 14.000 orang harus meninggalkan Chernobyl. Bencana Chernobyl sebenarnya disebabkan teknisi yang tidak kompeten dalam menangani kerusakan PLTN. Dan kerusakan di Fukushima itu karena teknisinya belum terlatih buat menangani kecelakaan.
Cara buat mengatasinya, sebisa mungkin cegah korupsi. Soalnya korupsi mengakibatkan dana latihan berkurang, trus teknisi jadi kurang pengalaman.

Ada lagi masalah pembuangan limbahnya
PLTN menggunakan bahan bakar isotop Uranium, yang menghasilkan radioaktifitas. Setelah digunakan selama kira-kira 6 tahun, uranium di PLTN harus didaur ulang. Dan proses pembuangan dan daun ulang ini diawasi oleh International Atomic Energy Agency. Limbah uranium bisa menumpang sama negara maju (dengan biaya, tentunya).



Kenapa menggunakan energi nuklir? Apa keunggulannya?
PLTN masih relatif bersih dibandingkan Pembangkit Listrik yang menggunakan Batu Bara atau Petroleum. Polusi batubara benar-benar banyak. Bisa dilihat dari banyaknya asap CO yang dikeluarkan. Kalau PLTN sekarang rata-rata menggunakan reaksi fisi untuk menghasilkan panas yang menguapkan air untuk menghasilkan listrik. Memang PLTN mempunyai limbah nuklir tetapi bisa dibuang sesuai peraturan IAEA.

PLTN tidak membutuhkan lahan yang luas. Bandingkan dengan istrik tenaga surya yang butuh lahan luas tapi output sedikit.
 
PLTN tidak terlalu merusak lingkungan. Bandingkan dengan pembangkit listrik tenaga air yang membutuhkan bendungan dan menenggelamkan wilayah sekitarnya. Atau pembangkit listrik tenaga angin yang listriknya seidikit dan bisa membunuh burung yang beterbangan. Walaupun PLTN butuh uranium, minyak bumi dan sumber daya fosil yang dibutuhkan pembangkit listrik lainnya sangat terbatas dan bisa habis dalam beberapa dekade. Pikirkanlah anakcucu kita yang bepergian naik mobil tenaga listrik, memasak menggunakan listrik dan aktivitas lainnya. Wilayah yang pernah terkena radiasi nuklir bisa dibersihkan dan ditinggali lagi. Ingat Hiroshima?

Pembangkit listrik geothermal membutuhkan gas alam yang hanya terdapat di tempat tertentu. Tidak seperti PLTN yang bisa dibangun dimanapun, tergantung ukurannya.

Dan, yang paling utama, listrik yang dihasilkan oleh PLTN banyak.



Apa yang bisa dilakukan agar PLTN dibangun di Indonesia?
Cegah korupsi.

Jangan takut dengan teknologi.  Kita menjadi manusia modern yang maju karena keberanian pendahulu kita.



Well, kesimpulannya, kalau kita tidak bisa menemukan alternatif energi lainnya, kita bisa menggunakan energi nuklir yang ramah lingkungan dan hasilnya besar.

Tidak ada komentar: